Minggu, 06 Desember 2015

RUPIAH DAN DOLLAR

Kenapa Rupiah Melemah dan Dollar Naik Terus

Kenapa rupiah melemah dan dollar naik terus? Mungkin itulah pertanyaan yang dialami oleh banyak orang terutama pengusaha dan investor. Memang, beberapa bulan belakangan ini rupiah cenderung melemah dan sebaliknya dollar menguat. Terkait kondisi finansial ini, pemerintah cepat tanggap dalam merespon rupiah yang terus melemah dengan mengeluarkan 4 kebijakan yang bertujuan menyelamatkan ekonomi bangsa kita. 4 kebijakan itu adalah:
kenapa rupiah melemah.
– Perbaikan neraca transaksi perjalanan
– Menjaga nilai tukar rupiah, dan pemberian insentif
– Menjaga daya beli masyarakat
– Menjaga tingkat inflasi

Melemahnya rupiah ini berlangsung sejak awal 2012 lalu, jadi sudah hampir 2 tahun. Ekonom pasar uang Farial Anwar mengatakan, “Saya sangat prihatin dengan kondisi nilai tukar rupiah saat ini. Sebenarnya ini terjadi anomali di saat perekonomian Indonesia positif, namun rupiah malah terus melemah,” .


Terkait hal ini, berbagai analisis beredar tentang penyebab rupiah yang melemah dan dollar naik terus. Salah satu yang menjadi penyebab utama adalah permintaan dollar AS yang sangat tinggi di pasar. Sesuai dengan hukum dasar ekonomi jika permintaan naik maka nilai nya pun ikut naik. Hal ini diperparah dengan ketidaktersedianya dollar AS untuk mencukupi kebutuhan pasar akibat dari Federal Reserve, atau bank Federal Amerika yang mengurangi stimulus moneter, yang memicu masyarakat memborong dollar.

Selain hal tersebut, dari pihak pemerintah Amerika, cenderung menahan asetnya dan tidak mau melepas ke pasar.

Hal diatas adalah faktor luar atau eksternal kenapa rupiah melemah dan dollar naik terus. Sedangkan faktor internal atau dalam negeri, menurut banyak ahli ekonomi ada banyak hal. Salah satunya adalah adanya isu redenominasi yang kurang disosialisasikan sehingga membuat pasar panik. Masyarakat menganggap bahwa redenominasi sama dengan sanering atau pemotongan nilai mata uangnya. Padahal, redenominasi ini hanya penyederhanaan nilai mata uang yang kini masih terlalu besar.

Faktor lain yang menjadikan rupiah melemah adalah neraca perdagangan yang terus defisit karena salah satunya dipengaruhi oleh impor migas besar dan harga minyak mentah yang terus naik. Defisit anggaran terjadi karena asumsi pemerintah pada 2013 bahwa nilai tukar rupiah sekitar Rp 9.300 per dollar AS. Padahal saat ini sudah menyentuh level Rp12.000 per dolar Amerika Serikat.


Apakah akibat rupiah yang melemah dan dollar naik terus ini akan membuat kita kembali menghadapi krisi moneter seperti di tahun 1998? Menurut beberapa pakr ekonomi, hal ini merupakan sentimen jangka pendek karena pengaruh terbesar adalah faktor eksternal sedangkan faktor internal karena anggaran yang masih defisit.

Ternyata, bukan Indonesia saja yang mengalami penurunan nilai mata uang, beberapa negara di Asia seperti Thailand bahkan menyatakan dalam situasi kritis.

Sepertinya rupiah akan terus melemah atau setidaknya seperti nilai saat ini sampai beberapa bulan kedepan karena situasi dalam negeri yang tidak stabil memasuki musim pemilu 2014.

Sebagai warga negara kita hanya bisa bekerja yang terbaik dan berdoa supaya bisa segera keluar dari situasi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar